Jumat, 02 Desember 2011

SMA N 1 BUKITTINGGI

Dikenal, diincar, dan berprestasi. Tiga kata itu cukup menggambarkan sekolah yang terletak di Jl. Syech M. Jamil Jambek No.36 Bukittinggi ini. Bangunannya memang tampak seperti bangunan Belanda.
Sekolah ini, dulunya merupakan harta rampasan perang Belanda dan Jepang. Harta ini digunakan untuk pembangunan sekolah. Ada dua sekolah di Indonesia yang dibangun dengan harta rampasan perang ini pada tahun 1959, yaitu SMA N 1 Bukittinggi dan SMA N 1 Yogyakarta. “Bangunannya persis sama.”
 SMA NEGERI 1 BUKITTINGGI
SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA

Sekolah ini juga dikenal dengan SMA 1 Landbow karena dulunya sekolah ini daerah pertanian. SMA Negeri 1 Bukittingi lahir dari pemekaran SMA negeri ABC Bukittinggi yang berlokasi di Birugo (SMA 2 Bukitinggi sekarang) pada tahun 1957. Pada awalnya SMA ini dikenal dngan SMA Negeri 1B dan pada tahun 1958 lokasinya dipindahkan ke lokasi yang ada sekarang yaitu jalan Syekh M Jamil Jambek No.36 (Lanbouw) Bukittinggi. Gedung induk SMA Negeri 1 Bukittinggi yang mulai dibangun tahun 1957 dan selesai tahun 1959 merupakan bantuan Pemerintah, mengingat Bukittinggi adalah pusat atau ibukota propinsi Sumatera Tengah. Luasnya bangunan memungkinkan sekolah ini memiliki fasilitas yang lengkap. Sesuai jadwal, para siswa belajar di laboratorium fisika, kimia, biologi, bahasa, dan matematika. Begitu pula dengan lab computer. Sekolah ini memiliki tiga lab computer. Lab pertama dan kedua digunakan hanya untuk mempelajari ilmu computer dasar, seperti Microsoft Office. Sedangkan lab ketiga khusus untuk multimedia, mengaplikasikan ilmu yang mereka dapat sesuai jurusan masing-masing. Misalnya, untuk siswa jurusan IPA belajar Autocad dan IPS belajar computer akuntansi. Sekolah ini juga memiliki masjid yang pembangunannya didanai oleh alumni-alumninya. Selain digunakan untuk shalat lima waktu, masjid ini juga digunakan untuk shalat Jumat oleh warga sekolah.  Di sebelah masjid, terdapat ruang perpustakaan yang sudah terakreditasi A. Perpustakaan ini menyediakan 900.000 buah buku untuk dibaca para siswa. Baik itu, buku pelajaran, buku sastra, ensiklopedia, dan lainnya. Di dalam perpustakaan ini juga disediakan tempat untuk berdiskusi, tempat bersekat bagi yang ingin membaca serius, dan ruang untuk menonton televisi. Menurut, salah seorang petugas perpustakaan, setiap jam istirahat, perpustakaan ini selalu ramai dikunjungi siswa.Lingkungan sekolah pun tampak asri. Taman ada di mana-mana, menyejukkan setiap mata yang memandangnya. ruang serba guna juga ada.
  Sekolah yang dikepalai oleh Drs. Taswar, SE, M. Pd ini memiliki 29 kelas yang terdiri dari kelas akselerasi dan SBI. Kelas Akselerasi biasanya hanya dihuni oleh belasan hingga dua puluhan siswa, tetapi untuk kelas SBI ditempati oleh lebih kurang 30 orang siswa. Kelas yang tidak biasa inilah yang membuat uang SPP di sini beragam. Uang sekolah berkisar antara Rp 70.000,00/ bulan hingga Rp 145.000,00/ bulan. Uang sekolah itu digunakan untuk belajar tambahan di sekolah, fasilitas belajar, pengadaan computer di kelas, dan loker untuk setiap siswa yang letaknya di dalam kelas masing-masing. Sekolah ini pernah mendapatkan peringkat I rata-rata NEM se Sumatera Barat Tahun 1996 s/d 2000, peringkat II rata-rata NEM IPA dan IPS se Sumatera Barat tahun 2003/2004, dan peringkat II rata-rata Nem IPA dan VI NEM IPS se Sumatera Barat tahun 2004/2005. Untuk urusan ekstrakurikuler,   SMA N 1 Landbow tak ingin ketinggalan. Sekolah yang mempunyai visi “Unggul dalam IPTEK dan imtaq” ini pernah mengutus siswanya hingga berhasil menjadi paskibra Sumatera Barat. Selain itu, sekolah ini juga mempunyai Forum Studi Islam. Kegiatan pramuka, olahraga, band juga eksis di sini. Meskipun latihannya tidak mempunyai jadwal tetap, tetapi jika akan ada lomba atau event tertentu barulah mereka berlatih secara rutin. Prestasi pun menjamur di sini, baik dari segi akademis maupun non akademis.
Berbicara masalah peraturan, sekolah ini tak main-main. Ketika siswa sudah memutuskan untuk bersekolah di sini, maka ia harus menyetujui perjanjian di atas kertas bersegel dengan materai 6000. Jenis kesalahan pun sudah dikotak-kotakkan. Untuk kesalahan berat, seperti mengonsumsi narkoba, berkelahi, melawan guru, akan segera didepak dari sekolah itu. Tetapi, untuk kesalahan yang bisa dimaafkan seperti cabut pada jam pelajaran, seragam tak rapi, akan mendapatkan pembinaan dari pihak sekolah.

1 komentar: